Jumat, 15 April 2011

Hari H

Akhir-akhir ini status di facebook saya selalu ada huruf 'H'nya. H-6, H-5, hingga H-1. Hari ini, adalah hari H. Bukaaan, saya bukan mau mudik. Saya mengitung hari untuk kembali bertemu dengan teman-teman seperjuangan saya. Teman-teman yang meski jarang bertemu, meski sudah tersebar ke seluruh penjuru tanah air, tapi tetap akrab, karena selalu menjaga tali silaturahmi lewat... *jeng-jeng-jeng* Facebook (ya iyalaaah, hare gene gak ponya pesbok??? *bibir dimonyongin*). Hehe.

Malam ini kami akan bertemu lagi setelah pertemuan kami setahun yang lalu. Dan sama seperti tahun kemarin, kami berkumpul untuk liburan bersama di Lombok dan Bali, mumpung masih pada bujang gitu loh. Sayangnya dua orang teman kami nggak ikut tahun ini. Sedih sih, tapi mau gimana lagi. *sigh*

Oya, untuk tahun ini, ketambahan satu daerah lagi yang akan dikunjungi, yaitu Jogjakarta. Berhubung saya belum pernah ke pulau Jawa (oke, pernah ke Jakarta sekali), saya luar biasa bersemangat! Walau sebenarnya mau kemanapun, rasa gembira saya nggak akan berkurang. Mengapa? Kerena saya bersama mereka, orang-orang sarap lahir batin, yang bisa diajak gila-gilaan bareng, yang bercandanya suka keterlaluan, tempat saya bisa ngambek sesuka hati, karena saya tahu, mereka nggak akan peduli saya ngambek. T__T

Seperti yang saya bilang sebelumnya, kami sudah tersebar-sebar di berbagai daerah, mulai dari Jayapura, Kotamobagu, Ternate, Makassar, hingga Luwuk (wew, dimana tuh ya?), sehingga harus mencari waktu yang tepat untuk bisa berkumpul bersama. Bahkan sampai memohon-mohon kepada atasan agar dikasih cuti (lebay). Rencananya kita akan menginap di rumah teman kami di daerah Praya, Lombok Tengah. Maybe tonight’s gonna be a girls—ups, salah—boys night! Hehe. Paling juga ngobrol-ngobrol, becanda-becanda, ato nggak ya tonjok-tonjokan. :D

Nggak sabar rasanya menanti kedatangan mereka. Kebetulan saya memang sedang tinggal di Mataram, jadilah saya yang menunggu kedatangan mereka. Well, jika menunggu, menurut banyak orang, adalah kegiatan yang membosankan, maka menunggu mereka justru sebaliknya. Like I said on facebook, “I’m sooo excited!”


@vaan, April, 2011

(Hadeeh, gak sabar! Semoga segalanya berjalan lancar)

Sabtu, 09 April 2011

Kesepian itu bernama LOST

Kesepian, adalah saat kau menunggu, di suatu tempat, sendirian. Kesepian, adalah saat kau melihat teman-temanmu menikmati malam minggu dengan pacar mereka masing-masing, sementara kau sendiri di kamar, nggak ada yang mengajakmu keluar, dan nggak ada yang bisa kau ajak keluar (uhukcurcoluhuk). Kesepian, adalah saat kau terkena flu dan teman-temanmu nggak. Atau saat kau berada sendiri di rumah, mati lampu.
Buat saya, kesepian adalah ketika saya sedang menggilai serial tv berjudul LOST, dan nggak ada seorangpun yang bisa saya ajak diskusi… *krikk.. krikk..*
Nggak penting banget ya? Hehe.


Saya memang sedang tergila-gila sama LOST. Duluuu banget, waktu saya SMA, pernah nonton itu di Indosiar, tapi cuma season 1 saja, itu pun nggak komplit karena entah saya yang lupa atau Indosiar memang senang mengubah-ubah jam tayangnya. Yang jelas, saya sangat menyukai ceritanya. Unik. In case you don’t know, Lost berkisah tentang sekumpulan orang yang selamat dari kecelakaan pesawat dan terjebak di sebuat pulau. Fakta bahwa ternyata pulau ini terisolir, membuat para survivor nggak bisa berharap banyak pada tim penyelamat. Mereka harus berjuang untuk bertahan hidup, karena pulau itu memiliki misterinya sendiri. Banyak hal yang nggak bisa dijelaskan dengan akal sehat terjadi di pulau ini, contohnya adalah ketika beberapa tokohnya nyaris di serang oleh beruang kutub. Iya, polar bear, yang seharusnya nggak ada di pulau tropis ini (tau sendiri dong polar bear harusnya ada dimana?). Dan masih banyak misteri lainnya. Belum lagi konflik yang muncul di antara para survivor.


Uniknya dimana? Tentu saja di penyajian cerita (storytelling). Karena selain misteri dan konflik yang dimunculkan, penonton juga diajak untuk lebih mengenal masing-masing survivor melalui adegan-adegan flashback. Tentang masa lalu mereka, rahasia yang mereka simpan, konflik batin mereka, hingga peristiwa yang berujung pada keputusan mereka untuk menumpangi Oceanic Flight 815, penerbangan yang membuat mereka berakhir di pulau itu. Saya cukup menyukai adegan-adegan flashback, meski belakangan suka menggerutu karena merasa terganggu, terutama karena rasa penasaran terhadap misteri pulau itu sendiri.


Jalan cerita yang menarik serta karakter-karakter yang lovable (well, nggak semuanya sih), membuat saya terpikat dengan serial ini, membuat saya ingin mendiskusikannya, dengan siapa saja! MASALAHNYA, serial ini bisa dibilang serial lama (tayang perdana di Amrik tahun 2004, di Indosiar tahun 2005), bahkan sudah tamat di season ke-6, tahun lalu. Bisa dibilang nggak ada lagi yang membahas serial ini. Teman-teman yang saya coba ajak diskusi, beberapa bilangnya nggak pernah nonton. Beberapa malah ada yang nggak suka (how come? Bagus begini masa nggak suka?). Forum-forum internet pun sebagian besar sudah menutup trit-trit (thread maksudnya) yang membahas Lost. Saat mencoba membaca salah satu trit Lost, yang ada saya malah dihajar spoiler habis-habisan. DOH!


Begitulah… Saat ini, meski sudah punya serial Lost komplit 6 season hasil donlot dari internet, saya harus puas menikmatinya sendirian, tanpa seseorang yang bisa saya ajak sharing. Tertawa sendiri saat menyaksikan tingkah konyol para karakter, menangis saat adegan sedih, syok saat tau masa lalu kelam salah satu karakter, rasa penasaran pada misteri di pulau itu sendiri. Semua saya nikmati sendiri.


Tapi saya puas. Setidaknya, saya bisa menonton serial favorit yang dulu nggak sempat saya tonton.


Eaaah... mellow gara-gara serial tv.


-11-