Sabtu, 31 Maret 2012

Hometown Glory

 

Belakangan ini Adele terkenal banget ya? Saya nggak nyangka Adele yang saya kenal sejak 2010 itu akan setenar sekarang. Kalau dulu di kantor hanya saya yang gemar memutar lagu-lagu Adele (thanks to Pak Boss yang nggak melarang anak buahnya memutar musik di jam kerja—asal nggak terlalu kencang, hehe), now I’m not the only one. Saat ini, hampir dimana saja saya bisa mendengar lagu-lagu Adele. Mulai dari di playlist komputer saya sendiri, di playlist komputer teman, di mall, hingga di tv (terutama acara infotainment, mereka sering banget menjadikan lagu-lagu Adele sebagai background music untuk info selebritas yang mengalami kegagalan cinta [anjir bahasa gue!]—salah satunya Jupe yang putus dari Gaston [dobel anjir, ternyata gue ngikutin berita itu!]). Well, nama Adele memang semakin melambung sejak memenangkan enam Grammy Award 2012.

Pertama kali saya tahu Adele adalah lewat lagunya yang berjudul Hometown Glory, salah satu lagu dalam album kompilasi nominasi Grammy 2010. Lagu ini, entah mengapa, membuat saya terkenang pada kampung halaman saya.

Tiba-tiba saya merasa rindu pada Airmadidi, kota kecil tempat saya tumbuh itu. Rindu pada penghuninya yang gemar bergosip. Rindu pada pasar tradisionalnya yang becek dan beraroma ikan, pada pedagang obat yang suka melontarkan kalimat-kalimat lucu untuk menarik minat pembeli, pada sayuran segar yang dijual oleh ibu-ibu tua berpakaian lusuh yang berjongkok di depan dagangannya, pada delman yang bau tahi kuda, pada para pembelinya yang gemar menawar dengan sangat-sangat Afgan alias “sadis” (salah satu penawar “sadis” tersebut adalah Ibu saya sendiri. Saya ingat, waktu kecil saya sering diajak Ibu ke pasar, dan saya malu banget saat Ibu mulai menawar ala Afgan. Herannya, Ibu saya selalu sukses menawar! Apa rahasianya ya?). Saya rindu geraja yang (insert ‘jarang’ here) saya kunjungi setiap hari Minggu, meski tak pernah membuat saya nyaman, namun saya senang karena di tempat itulah saya bertemu dengan teman-teman dekat. Saya rindu terminalnya, pada angkot-angkotnya yang selalu memutar musik-musik terbaru.

Lebih dari semua itu, saya rindu keluarga kecil saya; pada Ibu, pada Bapak, pada adik laki-laki saya satu-satunya.


Segitu dahsyatnya ya, efek lagu Hometown Glory? Saya aja heran. Lagu itu sanggup membuka pintu ingatan saya akan kampung halaman. Memang, Airmadidi menyimpan banyak kenangan. Kenangan indah. Kenangan tak indah. Kalau mau jujur, ada saat dimana saya merasa luar biasa bosan terhadap kota itu. Bukan hanya bosan. Terkadang saya merasa Airmadidi tak ubahnya sebuah penjara besar. Tangan dan kaki saya seperti dibelenggu. Di kota kecil seperti ini, tak ada tempat buatmu untuk berbuat kesalahan. Keluarga, tetangga, lingkungan, menuntutmu untuk selalu tampil sebagai anak baik dan patuh. And it really sucks, if you know what I mean. Maka tak heran saya merasa gembira ketika dimutasi ke Lombok. Saya bersyukur bisa pergi jauh-jauh dari kampung halaman. Karena dengan begitu saya bisa merasa rindu. Bukankah rindu adalah tanda sayang?

Wah, jadinya curhat nih.

Kembali ke Adele. Sejak jatuh cinta pada lagu Hometown Glory, sejak itu pulalah saya memutuskan untuk menjadi salah satu penggemar penyanyi cantik bertubuh tambun itu. Di saat orang-orang lebih senang mendengar Rihanna dan Katy Perry, saya merasa lebih nyaman dengan suara merdu Adele (jangan salah, saya suka Rihanna dan Katy Perry. Tapi Adele-lah yang paling membuat saya nyaman.). Kini, Adele telah menjadi mainstream. Ngerti maksud saya kan? Dan entah mengapa saya alergi pada hal-hal yang berbau mainstream. Saya juga bingung gimana menjelaskan ini. Ada rasa nggak suka saat sesuatu yang saya sukai juga disukai oleh begitu banyak orang. Bingung? Sama. Ya sudah, mending saya akhiri aja posting nggak jelas ini.

Singkatnya, saya sedang berpikir mencari pengganti Adele untuk sementara ini. Mencari penyanyi lain yang memiliki suara indah serta musik yang asik, namun nggak begitu memiliki banyak penggemar, alias nggak mainstream (apa sih dari tadi mainstream-mainstream melulu lo, Pan!).

Imogen Heap sepertinya oke. Atau ada referensi lain? :)


-11-

Tidak ada komentar: