Selasa, 20 Maret 2012

Alamat Blog dan Angin Ribut

Hai. Ganti alamat blog lagi nih ceritanya. Nggak tahu ini untuk yang keberapa kalinya saya mengganti alamat blog. Kali ini saya menggunakan nama: kandangsebelas. Saya memang labil ya? *tertawa hambar*

Ini karena saya sering bertandang ke blog lama penulis favorit saya, Kak Windy. Menurut saya alamat blog Kak Windy cukup unik: kandangwindy. Ia menggunakan istilah ‘kandang’ sebagai representasi dari blog yang menjadi wadahnya untuk menuangkan isi kepalanya, alih-alih ‘rumah’, ‘teras’, ‘bilik’, atau apapun yang terdengar lebih umum. Maksud saya, bukankah kandang adalah tempat manusia mengurung hewan peliharaan atau ternak agar nggak ngeluyur kemana-mana? Tapi justru di sinilah letak keunikannya. Kak Windy dan kandangnya. Memang, hal-hal unik selalu lebih gampang diingat. Saya pun tertarik menggunakan istilah yang sama dengan Kak Windy. Wajar dong kalau saya ingin meniru apa yang menarik dari sosok favorit saya? Pinginnya sih, saya juga ingin meniru gaya menulis Kak Windy yang so-calm-but-so-deepitu. Sudah baca bukunya yang berjudul Life Traveler? Sungguh, setelah membaca buku terbarunya itu, saya makin cinta pada sosoknya yang sangat humanis.

Kembali ke topik alamat blog. Saya memutuskan menggunakan nama yang ada kandang-nya, maka jadilah kandangsebelas. Lalu, mengapa harus 11? Apa yang menarik dari angka tersebut? Karena 11 adalah angka keberuntungan saya. Berdasarkan numerologi tanggal lahir, hasil penjumlahan dari tanggal, bulan, dan tahun kelahiran saya adalah 11. Kandangsebelas = kandang saya, kandang keberuntungan saya. I hope so. :)

Cukup sudah membahas alamat blog. Sekarang, mari kita membahas cuaca (Cuaca? Kayak nggak ada hal lain yang lebih menarik saja!). Ya memang. Karena saya memang sedang nggak punya ide yang lebih brilian untuk entri kali ini. Habis, cuaca di Mataram lagi ganas-ganasnya sih. Hujan dan angin kencang menghantam kota yang saya diami selama hampir empat tahun ini. Dan seumur hidup, baru sekali ini saya merasakan horor akibat angin, sampai-sampai saya jadi susah tidur. Banyak pohon besar di tepi jalan raya kota Mataram yang tumbang oleh angin, bahkan ada yang menimpa kendaraan. Kemarin saya mendengar kabar orang meninggal akibat mobil yang dikendarainya tertimpa pohon. Juga beredar kabar bahwa di kabupaten sebelah banyak rumah yang atapnya diterbangkan oleh angin. Aduh, makin seram saja.

Pohon kenari di depan kantor saya termasuk salah satu pohon yang 'kalah' dan menyerah pada angin. Pohon itu roboh ke jalan raya di sore yang naas itu (halah). Kejadian ini tak memakan korban (selain sang pohon tentunya), namun sempat membuat jalanan macet. Saya dan yang lain makin khawatir. Yah, siapa sih yang nggak khawatir membayangkan ketiban pohon besar saat sedang asyik berkendara menuju rumah?


Dalam hitungan menit, pihak dinas pertamanan kota Mataram langsung membereskan masalah ini. Saya asyik menonton mereka memotong-motong batang dan ranting pohon dengan gergaji mesin kemudian mengangkutnya ke truk. Salah satu hal yang tidak kita lihat setiap hari. :)

Saya bersyukur malam ini gemuruh angin terdengar tak semengerikan malam-malam sebelumnya. Semoga cuaca segera membaik. Dan semoga tak ada lagi pohon roboh, atap melayang, dan kutang beterbangan. (Eh?)


-11-

Tidak ada komentar: