Senin, 26 Maret 2012

[Review Buku] Good Fight


 Judul: Good Fight
Penulis: Christian Simamora
Penerbit: Gagas Media
Terbit: Maret 2012
Tebal: 524 halaman
“Ngopi-ngopi pagi di atas ranjang sambil ngelanjutin baca Good Fight itu sesuatu banget,” status facebook saya Sabtu pagi kemarin.

Seseorang kemudian mengomentari status saya tersebut. Ega. “Gimana novelnya?” tulisnya.


“Novelnya? Bikin ge panas-dingin! Namanya juga novel dewasa sih ya. Banyak adegan hand to hand, mouth to mouth, aaand... body to body! Tapi cara berceritanya asik banget. Novelnya juga tebel, 500-an halaman gitu. Saking asiknya, udh mau halaman 400 nih. Lucu, kocak, ngegemesin. Lo mesti baca, Darl! Setting ceritanya juga keren banget: High Fashion Magazine gitu. Ih, jadi pingin pindah kerja gw. Haha.”

Yup, novel terbaru Christian Simamora ini memang te-o-pe be-ge-te! Setelah menunggu cukup lama akhirnya penantian saya terbayar sudah. Saya memang menyukai karya-karya Christian sejak duetnya bersama mbak Windy Ariestanty dalam novel Shit Happens (fyi, Shit Happens inilah yang sukses membuat saya menjadi penggemar setia dua penulis itu). Good Fight adalah novel ke-8 Chris setelah sebelumnya menerbitkan Pillow Talk. Sama seperti Pillow Talk, Good Fight masuk dalam kategori ‘novel dewasa’ berkat beberapa adegan panas yang bertebaran di novel ini (Good Fight malah lebih panas dari Pillow Talk lho [menurut saya]. Ehem!).

Novel yang sebagian besar mengambil setting di kantor majalah fashion bernama Mascara ini berkisah tentang Tere dan Jet, dua rekan kerja yang mempunyai hubungan buruk kayak Tom and Jerry. Setiap hari selalu bertengkar, saling ejek, saling menjatuhkan mental satu sama lain. Namun, tragedi terjebak di lift kantor akhirnya mengubah hubungan mereka. Ditambah lagi, mereka ternyata memiliki nasib yang sama: sama-sama menjadi kekasih simpanan. Kesamaan nasib tersebut membuat hubungan mereka yang tadinya kurang harmonis perlahan-lahan menjadi lebih akrab. Bahkan menjadi lebih… uhm, romantis??? Wait, wait… Tere nggak mungkin kan jatuh cinta sama Jet? Jet gitu loh, orang yang selama ini jadi musuhnya! Belum lagi, status mereka masing-masing masih sebagai simpanan orang kan? Tapi Tere nggak bisa membohongi hatinya sendiri, bahwa dia memang mulai ada rasa pada Jet, sebagaimana Jet yang memang sejak awal menaruh hati pada Tere.

Well, inti cerita novel ini memang sederhana. Tentang benci yang berubah menjadi cinta. Tentang musuh yang berubah menjadi kekasih. Meski sederhana, Chris mengemas novel ini dengan sangat menarik, segar, kocak, dan memesona. Ceritanya begitu mengalir, membuat novel setebal 500-an halaman ini begitu nikmat disantap (yeah, otak mesum saya cukup terpuaskan oleh setiap adegan panas di novel ini. Hahaha.). Inilah novel tebal pertama saya tahun ini yang saya habiskan dalam waktu begitu cepat (berbeda dengan Cewek Matre, yang sudah saya telantarkan karena sering ke-distract sama novel lain. Maafkan saya mbak Alberthiene Endah…).

Sayangnya (iya, sayangnya) masih terdapat beberapa typo di novel ini. Saya tak mencatat di halaman berapa saja, yang jelas kesalahan penulisan yang paling sering saya temui adalah penggunaan huruf kecil sesudah tanda baca titik. Mungkin untuk beberapa orang hal ini tak begitu mengganggu, atau bahkan tak disadari sama sekali. Tapi saya (entahlah, mungkin ini penyakit) sangat-sangat mendambakan ketiadaan cela dalam novel yang saya beli, apalagi dari penerbit besar macam Gagasmedia. Eww, saya mulai terdengar menyebalkan ya? Kalau begitu abaikan saja bagian ini.

Akhir kata. Saya memberikan 4/5 bintang untuk novel yang begitu menggigit ini. Ehem. Buat kamu, saya kasih spoiler ya: novel ini HAPPY ENDING! Buat yang belum punya, cepat-cepat beli sanah. Sayang banget kalau novel sebagus ini nggak dijadiin koleksi. :)


-11-

Tidak ada komentar: