Rabu, 14 Maret 2012

Postingan di Hari Putih

Happy White Day, guys… :)

Wait… White Day? Hari Putih?

Okeh, copas dari wikipedia nih:
White Day (ホワイトデー Howaito dē) (bahasa Indonesia: Hari Putih) adalah hari memberi hadiah untuk wanita yang jatuh tanggal 14 Maret. Perayaan ini berasal dari Jepang dan bukan tradisi Eropa atau Amerika. Hadiah berupa marshmallow atau permen diberikan sebagai balasan atas hadiah cokelat yang diterima pria sebulan sebelumnya di Hari Valentine. Di zaman sekarang, hadiah yang diberikan untuk wanita yang disenangi dapat berupa bunga, saputangan, perhiasan, atau barang-barang lain yang disukai wanita.

Pertama kali dirayakan tahun 1980 di Jepang, perayaan ini sekarang juga dirayakan di negara Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, dan Indonesia. Perayaan Hari Putih berawal dari strategi koperasi produsen permen Jepang yang ingin meningkatkan penjualan permen. Bahan baku permen adalah gula yang berwarna putih sehingga disebut Hari Putih. Ide perayaan diambil dari "Hari Marshmallow" yang merupakan acara promosi kue marshmallow Tsuru no ko yang diadakan toko kue di kota Fukuoka.

Terus kenapa saya tiba-tiba membahas ini? Hmm. Tak bermaksud apa-apa sih. Mungkin karena tadi pagi saya membaca status facebook teman tentang White Day. Lagipula, saya kan tak punya kekasih untuk diberi sesuatu di Hari Putih ini. Juga, saya tak menerima cokelat dari siapapun ketika Valentine, jadi saya tak wajib memberikan ‘balasan’ apa-apa kepada siapapun. (Sounds like curhat ya? Hahaha.)

Bicara soal White Day, mau tak mau saya teringat Valentine’s Day Februari kemarin. Buat saya yang jomblo ini (sengaja diungkit-ungkit terus, kali aja ada yang kasihan dan mau jadi pacar saya. Hahaha), Valentine’s Day tak memiliki dampak lain selain rasa sirik melihat orang lain ber-romantis-ria bersama pasangan mereka masing-masing. Maka sebagai tameng kegalauan, saya menetapkan tekad: bahwa bagi saya, mengungkapkan kasih sayang tak seharusnya dilakukan saat Valentine’s Day saja! (Iyaaa, saya tahu kalimat itu basi banget). Meski begitu, tetap saja saya ingin mengucapkan selamat Valentine kepada seseorang. Akhirnya, yang beruntung mendapatkan ucapan spesial dari saya (halah), adalah seorang sahabat dekat saya. Yang kepadanya saya tak ragu menunjukkan diri sejati saya. Yang kepadanya saya sanggup memperdengarkan keluh kesah saya, sementara yang lain hanya mau melihat tawa gembira saya. Well, saat ini saya memang terdengar melankolis. Tapi jujur, ketika mengucapkan selamat Valentine kepada sahabat itu, hati saya begitu riang. Saya dipenuhi rasa syukur karena Tuhan begitu baik menitipkan orang seperti dia dalam hidup saya yang nyaris tak memiliki arah ini. Meski saya belum pernah sekalipun bertemu langsung dengan dia.

Kembali ke hari Valentine. Memang, saya tak mengharapkan mendapat cokelat maupun ucapan selamat (ingat kan, saya nggak punya pacar? Iya, diulang lagi. Haha). Tapi ternyata ada satu orang yang menelepon saya. Ibu saya. “Selamat hari Valentine ya, Nak,” ucap Ibu saya riang di seberang sana. Wow. Ibu saya memang keren! Dan sepanjang hari itu saya tak bisa berhenti tersenyum.

Karena saya punya Ibu yang keren dan seorang sahabat yang mau mendengarkan.

Thanks, God.


-11-

Tidak ada komentar: