Rabu, 04 Agustus 2010

Aal izz well...

Pagi-pagi, kepala saya sudah dibuat panas. Seorang pegawai senior sedang menjelek-jelekkan saya di depan teman-teman. Dia nggak tahu kalau saya berada di persis belakangnya, merokok, memperhatikannya.

Dia segera berhenti setelah menyadari kehadiran saya. Saya sangat emosi. Saking emosinya, saya sampai nggak bisa berkata-kata. Saya cuma memandangnya tajam, sementara dia terlihat salah tingkah.

Saya akui saya memang banyak kekurangan dalam bekerja. Tapi jika diomongin di belakang seperti ini, rasanya kok gimana ya. Apa nggak bisa ngomong langsung di depan saya? Takut? Nggak punya nyali?

Masih terus menatapnya, saya menunggunya berkata-kata lagi.

Tak ada sepatah katapun yang keluar.

Kemudian dia pergi.


-11-

3 komentar:

BaS mengatakan...

Sabar kang......
Semua terjadi dengan alasan......
Setiap orang punya ciri sendiri dalam mengekspresikan suka atau tidak sukanya terhadap orang lain. Tinggal pilihan kita dalam menghadapinya....menyerang balik atau bertahan....

Kalo gw diomongin di belakang? Pasti gw serang balik!!!! Hahahahaha.....

Farrel Fortunatus mengatakan...

sekarang saatnya kamu tinggal membuktikan, kalo ocehan si senior itu ga bener (or ga sepenuhnya bener). atau kalo masih punya sedikit nyali, samperin aja si senior, ajak ngomong baik", tentang apa yang kudu kamu perbaiki atau hal" apa aja yang kurang berkenan buat dia.
Bagaimanapun juga seorang senior punya posisi lebih menguntungkan dibandingkan dengan junior, so jangan menyerang secara frontal. lebih baik sedikit menjilat (sudah ahli kan? wkwkwk...) tapi disukai senior daripada cuek tapi dimusuhi.

vaan11 mengatakan...

@BaS: Btw jangan panggil Kang donk. Kesannya dewasa banget (baca: tuir). Ane masih 23. *pasang tampang imut*
Setidaknya saya jadi introspeksi diri. Meski begitu, di saat yang sama saya juga ikut menilai dia. Bukan ingin menyombongkan diri, tapi meski lebih junior, beban kerja dan tanggung jawab saya lebih besar darinya. Ini membuktikan kalo big boss lebih mempercayai saya kan? :)
Ato sebenarnya saya dijadiin babu? :(

@Bang Farrel: Wkakakak. Liat kata menjilat, ane jadi geli gan. Wkwk.
Masalahnya umurnya lebih tuir Bang. Nyaris seumuran ama bokap. Kalo saya ajak ngomong, kesannya gimana gitu. Saya lebih milih diam sajalah. Toh yang penilaian yang paling berpengaruh itu dari big boss. Meski begitu, ini menjadi pengalaman yang berharga buat saya. Bahwa jangan terlalu mempercayai orang lain. Sial. Padahal dia termasuk pegawai yang saya hormati selama ini. Saya jadi kecewa. T_T