Kamis, 12 Agustus 2010

[Semacam Review] Tiga Orang Bego a.k.a Three Idiots


Pertama-tama saya ingin mengucapkan, “Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.”

Sedikit pesan: Kurangi dosa selama puasa yah. Saya sih nggak puasa, jadi tetap bisa bikin dosa seperti biasanya. Wakakakakakak. *PLAK!*

***

Ternyata lama juga nggak update. Sebenarnya ada kejadian yang berhubungan dengan hati. Uhm… tadinya mau di-share di sini, tapi setelah dibaca-baca lagi, rasanya seperti membaca diary abege. Urung deh.

Bahas film aja yah.

Salah satu penyebab saya lama mengupdate blog ini karena saya sedang tergila-gila pada film India berjudul Three Idiots. Sejak pertama kali menontonnya sekitar dua minggu yang lalu, saya terus menontonnya berulang-ulang setiap malam. Entah menontonnya secara full, atau sekadar melihat-lihat adegan tertentu saja.

Teman-teman mungkin udah pada nonton ya? Bagi yang belum, segeralah tonton. Dijamin nggak bakal nyesel. Saya aja sempat underestimate. “Ah, film India…,” pikir saya. Padahal sudah berbulan-bulan yang lalu Tuan Muda menyuruh saya menonton film itu, sejak saya mengeluh tidak ada film yang bisa membuat saya menangis termehek-mehek. Setelah menontonnya, saya menyesal: KENAPA BARU DITONTON SEKARANG?

Well, saya payah menulis review, jadi saya singkat saja. Film ini bercerita tentang dua orang sahabat (Farhan dan Raju) yang mencari sahabat lama mereka yang menghilang sejak 10 tahun yang lalu. Setelah mendapat informasi di mana tempat tinggal sahabat mereka yang bernama Rancho (diperankan oleh Aamir Khan) tersebut, maka dimulailah perjalanan panjang dan berbahaya untuk mencarinya. Sambil mencari sahabat mereka, kisah pun bergulir secara flash back, dinarasikan oleh Farhan; tentang pertemuan pertama mereka dengan Rancho, tentang suka-duka semasa kuliah, tentang persahabatan mereka, dsb, dsb.

Film ini sarat akan pesan moral, juga kritik tentang sistem pendidikan di India (yang saya rasa, tidak jauh berbeda dengan Indonesia). Adegan-adegan di film ini luar biasa kocak, dialog-dialongnya smart, namun bisa sangat mengharukan—membuat saya ngakak, menangis, lalu ngakak lagi, lalu menangis lagi… gitu terus sampe kiamat. Untungnya, Three Idiots adalah ‘film India’ sehingga beberapa adegan yang agak lebai cukup bisa dimaklumi. Bagaimanapun, film ini sangat-sangat bagus. Beberapa review yang saya baca di internet menyebutkan bahwa film ini layak disebut sebagai salah satu film India terbaik sepanjang masa. Mantap kan? Saking bagusnya, film yang berdurasi sekitar 2 jam 43 menit ini jadi terasa sebentar saja bagi saya.

Sudah lama sekali saya tidak menonton film yang mengaduk-aduk emosi. Terakhir kali menonton film India yang membuat saya menangis bombay, adalah saat menonton Kuch-Kuch Hota Hai (udah deh, kamu juga pernah nonton kan?). Memang fenomenal sekali film itu. Yang saya kagumi dari aktor dan aktris India, mereka sering berperan menjadi karakter yang umurnya jauh lebih muda dari usia mereka yang sebenarnya, dan sepertinya cocok-cocok saja tuh.

Back to Three Idiots, saking cintanya dengan film ini, saya sampai mendonwload lagu soundtracknya. Lagunya bagus-bagus sih. Ada juga lagu yang bisa membuat mata saya berkaca-kaca, karena saya ingat betul bahwa lagu itu muncul di adegan yang menguras air mata saya. Karena nggak mengerti bahasa India, saya memanfaatkan jasa om google untuk mencari terjemahan liriknya ke dalam bahasa Inggris. Ternyata ada blogger yang menerjemahkannya. Setelah tahu makna dari lagu tersebut, air mata saya nggak bisa dibendung lagi. Astaga!

Saya memang mudah menangis hanya karena sebuah film. Tapi jangan salah. Justru karena tidak pernah menangis dalam menghadapi pahitnya hidup ini (ceileee), maka saya butuh sesuatu yang bisa menjadi pemicu agar air mata saya jatuh. Dari menonton filmlah saya bisa menangis. Entah mengapa, setelah menangis, rasanya lega sekali. Meski yang saya tangisi bukanlah diri saya, tapi saya benar-benar lega.

Three Idiots resmi menjadi salah satu film favorit saya. Juga menjadi film yang paling sering saya tonton. Bayangkan: setiap hari, selama dua minggu.
Agak lebai memang, tapi itulah saya. Haha.


-11-

8 komentar:

Farrel Fortunatus mengatakan...

aku jg belom sempet nntn neh, padahal dvd bajakannya udah ada di rumah berbulan" yang lalu. tar ah mau nntn jg heu heu heu...

Zhou Yu mengatakan...

Bagus kok film ini. Emang bikin menangis dan tertawa secara bergantian, dan transisi-nya itu smooth. Lebih asyik lagi karena pas nonton film ini barengan sama yayang... Hihihihi!

BaS mengatakan...

Kata temen2 juga bagus, tapi yah....lokasi tinggal gw ga mendukung buat nyari film wokeh model begitu. Nanti deh kalo balik ke malang.....

Loe cowok apa cewek tho??? Bingung ceritamu soal nangis banyak2 a.k.a bombay gara2 nonton film. Ah tapi cowok juga ga dilarang menangis sih ya......hahaha

vaan11 mengatakan...

@Bang Farrel: Kalo bisa secepatnya ditonton. Sayang banget dibiarin gitu aja. Hehehe.

@Bang Zhou Yu: Enak ener... saya nonton ini kalo gak sendiri, ya bareng teman2. Gak enaknya nonton bareng teman2, mereka otaknya pada gak beres. Pas adegan sedih malah ngakak2. Tapi tetep sih, ada juga yang menyerah, dan pada akhirnya ikut menangis. Wkwkwk.

vaan11 mengatakan...

@Abang BaS: Jiaaah.. dahulu diriku kau panggil Kang, masa sekarang bingung kalo diriku ini cewek atau cowok? *nangis guling-guling*
(^_^)

-d- mengatakan...

gw belom nonton mas cod, eh bang det, eh apayah? *berasa aneh.kikikik*
jadi pengen beli dvdnya. tapi pasti gw ga sampe nangis kaya ente. gw pan ga cengeng :P

vaan11 mengatakan...

@Dundut: Ah, elu mah Jack The Ripper yang keperangkap di badan cewek. Wkwkwk.
*kabur sebelum dimutilasi*

-d- mengatakan...

hiks. teganya saya disamain ama Jack The Ripper...
*makanbeling*