Minggu, 23 Januari 2011

Get Stuck!



Christian Simamora, salah satu penulis favorit saya, pernah menulis status di facebook kurang lebih seperti ini: “Terlalu banyak ide sama jeleknya dengan nggak ada ide sama sekali.”

Kedua alis saya menyatu saat membaca statusnya itu. Justru bagus kan, kalo kita punya banyak ide? Tapi setelah dipikir-pikir, ungkapan Bang Chris ada benarnya juga. Terlalu banyak ide justru membuat kita (ato dalam hal ini, Bang Chris) kebingungan. Ide mana yang akan dipakai, mana yang nggak, bagusan mana antara ide yang ini ato yang itu, bla bla bla. Pada akhirnya proses menulis pun mandeg.

Saya rasa, saya mengalami hal yang sama. Begini, saya suka mencatat ide-ide saya di sebuah notes kecil, yang nantinya akan saya tuangkan ke dalam entri di blog. Notes itu pun akhirnya dipenuhi catatan-catatan random tentang banyak hal, tentang gagasan-gagasan yang muncul saat saya melamun, nonton film, mendengar khotbah di gereja (well, saya nggak taat-taat amak kok), saat beol di pagi hari, ketika terlibat percakapan seru dengan teman dan sebagainya. Akhirnya, dari sekian banyak catatan-catatan kecil yang saya tulis itu, saya bingung memilih mana yang akan saya kembangkan menjadi tulisan utuh. Tiap kali memandang microsoft word 2007 yang telah siap diisi dengan kata-kata, pikiran saya buntu. Parahnya lagi, semua ide itu tiba-tiba tak satu pun yang saya rasa menarik.

Apakah ini efek terlalu banyak ide? Atau saya kena ‘penyakit’ write’s block? Atau, saya hanya kehilangan mood? Jika ini memang perang melawan mood, jelas-jelas saya telah kalah. Kalo sudah begini, biasanya saya memilih untuk menonton serial tv saja di laptop. Atau beralih ke tumpukan novel di samping tempat tidur, meraih salah satunya, membacanya, berharap bisa merefresh otak saya yang mulai mengeras. Too bad, seringnya saya malah ketiduran!

Cara lain yang saya coba adalah browsing internet, mencari tips-tips menulis. Tips menulis yang sudah saya coba yaitu menulis buruk. Artinya, menulis apa pun yang terlintas di kepala kita tanpa mengindahkan tata bahasa, logika, kekonsistenan kalimat dan sebagainya. Barulah kita mengeditnya belakangan. Jangan menulis sambil mengedit, karena itu justru membuat kita terkekang dan kesulitan menyelesaikan tulisan kita.

Percayalah, tips di atas benar-benar sudah saya coba. Dan terbukti… NGGAK NGEFEK TUH! Setidaknya nggak ngefek buat saya. *sigh*

Saya browsing internet lagi. Kali ini bukan mencari tips tentang cara menulis yang baik, atau yang sesuai dengan style kita dan semacamnya, tapi saya mencari tips bagaimana menjaga semangat untuk tetap menulis. Well, beberapa saya temukan di sini, dan harus saya akui, kelima puluh tips itu cukup membakar semangat saya. Sungguh! Setelah saya membacanya, sesegera mungkin saya kembali ke laptop (Tukul mode, on), membuka microsoft word, dan… kembali mematung! Nggak tau mau nulis apaan. Saya ngecek notes kecil saya lagi, dan notes itu berakhir dengan mengenaskan di lantai, saya lempar begitu saja saking kesalnya. Kesian deh lu, Notes…

Rasanya ingin berhenti saja menulis! Berhenti, agar semua kegalauan (halah) yang menumpuk di kepala tentang tulis-menulis dan segala tetek-bengeknya lenyap, berganti perasaan lega. Lebih baik saya menemukan minat saya yang lain, menekuninya, ketimbang bergulat dengan kata-kata yang nggak kunjung menjadi kalimat, paragraf, apalagi satu tulisan utuh. Namun, meskipun pikiran itu sudah melintas di kepala saya, saya malah nggak bisa berhenti begitu saja. Semakin saya menetapkan hati untuk berhenti, semakin nggak nyaman saya rasakan. Yang ada bukan perasaan lega, justru saya merasa seperti berhutang kepada seseorang. Tau kan gimana rasanya ngutang? Ngutang ke tukang bakso misalnya, karena lupa nggak bawa dompet. Nggak enak banget kan? (Yeah, I know, siapa juga yang mau ngutang ke tukang bakso? Dan kenapa juga saya memilih analogi ini! Nggak kreatif!)

Demi menghilangkan perasaan seolah-ngutang-ke-tukang-bakso itu, saya mencoba melihat kembali catatan di notes malang saya (ehem, maapin gue, Notes malang, udah ngebuang kamu…). Saya menambahkan coretan-coretan baru, untuk kemudian diposting di blog. Dan, AJAIB! Saat berhadapan dengan Tukul, eh, dengan laptop maksud saya, sekali lagi, saya nggak bisa menyelesaikan tulisan saya. Sekali lagi, otak saya mengeras. Sekali lagi, mending gantung diri aja deh! Agggghhh!!!!!

Edit to add:
"Anjir. Cuma mau nulis blog doang udah kayak mau nulis novel aja lu, Pan. Lebaiiiii..."


-11-

Tidak ada komentar: