Rabu, 05 Januari 2011

Hero




Kemungkinan besar kamu akan melakukan apa pun yang diminta oleh orang yang kamu sayangi. Even itu sesuatu yang nggak kamu suka, selama bisa kamu lakukan, kamu akan melakukannya. Misalnya, suatu saat si dia iseng memintamu menulis puisi, kamu pasti akan menulisnya meskipun hasilnya puisi kamu garing (seringnya sih, lebai). Saat dia memintamu berhenti merokok, kamu mungkin menggerutu, tapi kamu akan berhenti merokok (setidaknya di depan dia, tapi di belakang dia, TETEP aja kamu isep-isep itu barang). Mungkin dia memintamu nurunin berat badan, dan kamu akhirnya rajin fitness, minimal jogging atau diet. Atau iseng-iseng dia memintamu kayang di jalan tol (yah, namanya juga iseng). Untuk yang satu itu sih, kamu mesti tanya balik dulu ke dia, “Honey… kamu cinta aku nggak sih! KAMU MAU AKU MATI DILINDES TRUK???”


Tapi, akan lebih mudah memenuhi keinginan orang terkasihmu, jika yang dia minta justru sesuatu yang kamu senang ngelakuinnya. Misalnya jika dia memintamu… uhm, menyanyi, misalnya.


Seperti yang dialami Jo siang itu. Orang yang diam-diam dia sayangi memintanya untuk menyanyi.


Saat itu jam dinding sudah menunjukkan waktu makan siang. Mata Jo celingukan mencari teman untuk diajak makan siang bareng. Dudi, yang biasanya jadi partner makan siangnya, rupanya masih banyak kerjaan. Bukan hanya Dudi, dua orang lainnya juga terlihat sibuk dengan kerjaan mereka; Dimas dan satunya lagi… dia, orang yang selama ini memenuhi kepalanya, orang yang dicintainya diam-diam.


“Tunggu bentar ya, Jo, tanggung nih,” ujar Dudi sambil melirik sekilas ke Jo. “Atau lo duluan aja?”


Jo berpikir sebentar, menggigit bibir bawahnya. Garing ah makan siang sendirian. “Nggak lama kan lo? Gue tungguin deh.”


“Siiip, nggak lama kok.”


Sambil menunggu, Jo mengambil gitar milik Dudi dan mulai memainkan kunci-kunci sederhana (fyi, Dudi sengaja membawa gitar kesayangannya ke kantor, biar bisa nyanyi-nyanyi kalo lagi santai, atau kalo lagi bete). Ngomong-ngomong, Jo suka lagu-lagu mellow milik diva-diva terkenal macam Celine Dion dan Mariah Carey. Memang sih, that is not so manly untuk ukuran seorang cowok, but hey, lagu mereka kan bagus-bagus. You have to admit it! Itulah mengapa Jo menyenandungkan (duileh… bahasanya) My Heart Will Go On-nya Celine Dion. Plus dengan penuh penghayatan (untungnya Jo nggak sampe grepe-grepe badannya sendiri saking menghayatinya).


Satu lagu selesai Jo nyanyikan, tapi Dudi masih belum selesai dengan kerjaannya. Perutnya mulai keronconngan. Dasar Dudi JELEK! Nggak lama apanya??? kutuk Jo. Ups, dosa deh Jo, udah nganta-ngatai Dudi meski dalam hati doang. Cowok itu memutuskan nggak mau menambah dosanya dengan menaruh kembali gitar Dudi ke tempat semula. Jo nggak mau tanggung jawab kalo sampe ada yang kena pendarahan telinga gara-gara dengerin suara cemprengnya itu.


Tapi... ada yang protes gara-gara Jo berhenti nyanyi!


“Loh, kok cuma satu lagu doang, Jo? Tanggung banget!”


Jo menoleh ke arah sang pemilik suara. Ternyata orang itu… dia! Jo ragu-ragu, apakah orang itu serius atau bercanda.


Melihat wajah bengong Jo, sang pujaan hati kembali berkata, kali ini disertai senyum yang oh-so-cute banget, “Lagi dong nyanyinya. Biar gue ma teman-teman semangat kerjanya nih.” Dudi dan Dimas, mengangguk setuju. Entah memang suka mendengar Jo menyanyi (ini aneh!) atau karena ingin agar Jo sama-sama kelaparan bersama mereka (ini mungkin bener!).


“Serius? Lo mau gue nyanyi lagi? Suara gue jelek gini ah…,” jawab Jo, memasang tampang malu-malu-nista. Malu-malu tapi mupeng!


“Halah, banyak lagak lo. Udah, nyanyi sana!” jawab dia.


Duh, galak bener sih, pikir Jo. Meski begitu, hati Jo berbunga-bunga. Dia, loh yang minta Jo nyanyi! Dia! Haduh, kapan coba, dia pernah minta Jo nyanyi? Nggak pernah kan? Baru kali ini kan? Ya ampun, kalo ini di film Laskar Pelangi, di sekeliling Jo mungkin sudah penuhi bunga-bunga geranium yang melayang-melayang mesra (halaaah).


Jo meraih gitar Dudi untuk kedua kalinya siang itu.


“Mau lagu apa, guys?” tanya Jo ke teman-temannya. Maksudnya sih, ke dia. Hehe.


“Terserah lo aja.” Dia yang menjawab.


Susah payah Jo menahan diri untuk nggak terlihat sumringah. Maklum, cowok itu kelewat hepi.


Setelah berpikir sebentar, Jo mulai menyanyikan Hero-nya Mariah Carey. Penghayatannya terhadap lagu itu masih sama dengan saat dia menyanyi My Heart Will Go On tadi. Tenang aja, dia nggak grepe-grepe badannya sendiri kok! Mau grepe-grepe juga susah, wong dia sambil maenin gitar gitu.


Ah... dia... Jo sendiri sudah lupa sejak kapan dia menyukai orang itu. Padahal awalnya Jo malah tertarik sama orang lain yang bukan dia. Dibolak-balik berapa kali juga, dia itu buka tipe Jo banget. But whatever-lah. Toh Jo udah terlanjur suka, terlanjur cinta.


Hero... adalah lagu yang tepat untuk menggambarkan perasaan Jo saat itu. Hero, sengaja dipilihnya untuk dia, sang pahlawan hati.


Dan siang itu Jo lupa bagaimana rasanya lapar.




-11-


Gambar diambil di sini.

1 komentar:

Drina mengatakan...

*ngebayangin suara cempreng si Yo (eh maksudnya Jo) kalo lagi nyanyi* :P