Senin, 27 Februari 2012

Need Help?


Suatu ketika, kamu mendapati temanmu membutuhkan bantuan. Hanya saja, dia sepertinya ragu (entah malu atau gengsi) untuk minta tolong. Kebetulan, saat itu kamu sedang dalam posisi bisa membantu. Maka tanpa ragu kamu memutuskan untuk membantu. Niatmu murni memberikan pertolongan, tanpa mengharapkan imbalan, tanpa pamrih. Mungkin ucapan terima kasih saja sudah cukup.

Namun yang terjadi sesudahnya betul-betul di luar dugaan. Alih-alih mengucapkan terima kasih, temanmu tadi malah menghardikmu. Bantuanmu tak dianggap. Ia malah meminta bantuan orang lain yang dianggapnya lebih berkompeten.

Bagaimana perasaanmu? Marah? Kesal? Tersinggung?

Saya mengalaminya, dan jujur saja, saya kecewa. Ingin rasanya saya ngamuk-ngamuk saat itu juga. Tapi demi kesopanan, saya memutuskan untuk diam (dan manyun sedikit). Heran deh. Bagaimana mungkin ada orang yang segitu tak tahunya berterima kasih?

Dalam diam (dan manyun sedikit itu), saya merenung. Hmmm... kalau dipikir-pikir, kekesalan teman saya cukup beralasan. Maksud saya, bukankah ia memang TIDAK meminta bantuan saya? Ah... saya akhirnya sadar, kalau saya sebenarnya telah bertindak semau saya. Memutuskan membantu, tanpa mempertimbangkan perasaan teman saya. Mungkin, ia menganggap saya pamer kebaikan atau apa. Ya ampun, kenapa pikiran saya jadi negatif begini ya? Intinya, ia tak meminta pertolongan saya, dan saya sebenarnya tak berkewajiban membantunya. Titik. Habis perkara.

Yeah, saya jadi malu sendiri karena sempat merasa marah, kesal, dan tersinggung, walau menurut saya itu manusiawi. Seharusnya tadi saya bertanya, "Butuh bantuan?" Iya. Saya akhirnya belajar, bahwa untuk memberikan bantuan, kita harus minta izin dulu. Karena tak selamanya niat baik direspon dengan baik.

Menyadari kekeliruan saya, akhirnya dengan berat hati saya minta maaf kepada teman saya. Dengan berat hati. Saya minta maaf karena sudah lancang memberikan bantuan tanpa bertanya lebih dulu.

Dan... lihatlah. Ia membalas permintaan maaf saya dengan senyuman. Senyum yang saya tangkap sebagai permakluman. Dan, ia mengucapkan kalimat yang sukses melenyapkan sisa-sisa kekesalan di dada saya. "Makasih ya, Pan," ujarnya.
***

Moral of the story:
Niat baik memang tak selamanya direspon dengan baik. Stay cool sajalah. Bukankah saat berniat baik, kita sudah mendapatkan pahala?


-11-

Gambar diambil di sini.

2 komentar:

Ini Ega mengatakan...

siapa itu siapa siapa siapaaa????

vaan11 mengatakan...

@Ega: Temen kantor, Beb. :)