Jumat, 18 Juni 2010

Saya dan Sepak Bola


Pesta sepak bola terbesar yang selalu dinanti-nanti oleh setiap insan (halah) di berbagai belahan dunia telah tiba, World Cup! Heboh dan semarak, mewarnai setiap momen piala dunia yang kali ini diselenggarakan di Afrika Selatan. Lagu tema piala dunia yang dinyanyikan oleh Shakira terdengar makin akrab di telinga. Gimana nggak? Di tv dan di hampir di setiap pusat keramaian saya bisa mendengar orang-orang mulai anak kecil sampai orang dewasa menyanyikan potongan lirik lagu Shakira yang ada waka-waka eh eh-nya itu. Lucu juga, karena saya yakin mereka belum tentu paham apa yang mereka nyanyikan. Termasuk saya, hehe.

Setiap orang mendukung negara jagoannya, termasuk teman-teman di kantor saya. Ada yang mendungkung Jerman, Inggris, Italia, Brazil, Argentina, Spanyol, Belanda, Perancis, Korea Selatan (ada yang bilang orang Korea nggak cocok main bola. Mereka lebih cocok main film drama yang berlinang-linang air mata. Hehe. Tapi bagaimana dengan Indonesia sendiri? Ini yang mereka lupa. Korea, setidaknya, bisa tampil di panggung dunia persepakbolaan. Indonesia? Entah kapan...), dan negara-negara lainnya. Pendukung atau supporter biasanya bisa sangat fanatik. Saya dengar cerita teman saya di Ambon, katanya mayoritas orang Ambon adalah pendukung Belanda, sampai-sampai banyak yang memasang bendera Belanda di depan rumah (semoga mereka ingat untuk memasang bendera merah-putih saat tujuh belasan), atau keliling kota dengan motor sambil mengibarkan bendera Belanda.

Pertanyaan-pertanyaan tentang siapa mendukung negara mana sering banget terdengar. Saya pun nggak luput dari pertanyaan tersebut.
“Lo bakal ngedukung siapa?” tanya seorang teman.
Saya menjawab dengan jujur, “Gue gak suka bola, Bro. Lo ngedukung siapa, gue ikut aja.”
“Hah? Gak suka bola? Kenapa?” si penanya mengerutkan kening.
“Ya nggak suka aja. Kayak lo yang nggak suka balet, begitu juga gue yang nggak suka bola.”
“Aneh lo.”
Biasanya, saya akan kesal jika dibilang aneh, tapi belakangan saya mencoba sabar. Toh, saya bukan satu-satunya cowok yang nggak suka bola, meski banyak orang selalu beranggapan bahwa cowok harusnya suka dengan olah raga yang digandrungi masyarakat dunia itu.

Suatu saat, saya menulis status di facebook, yang intinya menyebutkan bahwa saya nggak begitu suka dengan sepak bola. Status saya itu rupanya menggelitik rasa penasaran seorang teman, sehingga dia bertanya langsung kepada saya lewat fasilitas chatting facebook. Sebut saja namanya Mawar-Korban-Perkosaan (disingkat MKP).
MKP: “Kok nggak suka bola?”
Saya: “Nggak suka aja.”
MKP: “Lo aneh. Masa cowok nggak suka bola?”
Saya: *diem*
MKP: “Kalo tinju, lo suka nggak?”
Ebuset? Tinju?Saya: “Maksudnya? Ya lebih nggak suka lagilah. Gue males ngeliat orang tonjok-tonjokan sampe babak belur.
Mawar: “Lantas lo sukanya apa? Baru kali ini gue ketemu cowok aneh kayak lo. Bukannya cowok suka segala sesuatu yang merangsang adrenalin?”
Saya: “Nggak semua cowok suka bola. Nggak semua cowok suka tinju. Kalau lo menganggapnya aneh, itu terserah lo. Jika disuruh milih, gue lebih milih mengurung diri di kamar, membaca, atau nonton, atau ngeblog, atau apalah. Gue nggak mau pura-pura suka bola agar nggak dicap aneh oleh orang-orang kayak lo!”
Entah karena paham maksud saya, atau karena merasa nggak enak karena perkataan saya mulai kasar, teman saya itu bersikap sok paham. Tapi saya merasa dia tetap akan menganggap saya aneh, seperti kata-katanya sebelumnya.

Kesal memang. Tapi mau bagaimana lagi? Saya tahu bahwa tidak sedikit orang yang berpikiran dangkal seperti dia. Tapi, tidak sedikit pula orang yang berpikiran lebih terbuka dan tidak mudah menggeneralisasi segala sesuatu.

Peduli amat.

Well, meski tak suka bola, saya suka kok Shakira dan "waka-waka-eh-eh"nya. :)


-11-

Gambar diambil di sini.

4 komentar:

warm mengatakan...

heheheh ya bener kau lah
hobi dan kesukaan ga bisa dipaksakan

yg penting ikutan ribut dan rusuh pas masuk gol
:))

BaS mengatakan...

*mengajak salaman codet!
Gw juga ga suka bola!
Nyamannya hidup kita bukan ditentukan oleh orang lain, tapi bagaimana kita bisa menjadi diri sendiri.....

vaan11 mengatakan...

@Om Warm: Thanks atas dukungannya Om. ^^

@BaS: Hmm. Iya sih. Tapi untuk saat ini saya belum bisa jadi diri saya sendiri. :(

Unknown mengatakan...

Apakah setiap laki-laki harus suka bola?
Apakah ketika mereka tidak suka bola lantas dianggap bukan laki-laki?
Tidak tahukah mereka semua bahwa banyak perempuan yang suka bola, dan apakah kita akan anggap mereka laki-laki?
Atau tidak tahukah mereka bahwa banyak laki-laki yang sok tau dan sok jago tentang bola agar dianggap laki-laki sejati tapi sedikitpun mereka tidak bisa memainkannya?

Hmmmm....
Semua punya selera.
Selera tidak bisa dipaksakan.
Selera hanya untuk dinikmati sendiri.

El Ojonk, :D