Judul buku: The Lost Symbol
Pengarang: Dan Brown
Penerjemah: Ingrid Dwijani Nimpoeno
Penerbit: Bentang Pustaka, 2010
Tebal: 712 hlm
Oke, amat-sangat-terlambat-sekali saya membaca novel Dan Brown ini (melirik tumpukan novel lainnya yang juga telat saya baca). Tapi marilah kita nggak perlu mempermasalahkan itu. Nggak apa-apa kan telat baca, daripada nggak baca sama sekali. Setuju? SETUJU! *maksa*
The Lost Symbol adalah novel ketiga Dan Brown yang tokoh utamanya seorang profesor Harvard bernama Robert Langdon, setelah sebelumnya beraksi dalam The Da Vinci Code dan Angels and Demons. Kali ini, sang ahli simbolog lajang tersebut membawa kita mengikuti petualangan serunya dalam mengungkap rahasia Gedung Capitol, di Washington DC, Amerika Serikat, yang penuh dengan misteri mengagumkan.
Tentu saja tugas Langdon tidaklah mudah, karena ia berhadapan dengan penjahat sadis yang tidak segan-segan membunuh demi mendapatkan keinginananya. Keadaan bertambah sulit dengan adanya campur tangan CIA, yang menganggap Langdon sebagai ancaman keamanan nasional. Menyusuri lorong-lorong bahwa tanah Capitol dan tempat-tempat menakjubkan lainnya sembari menghindari kejaran CIA, Langdon berusaha memecahkan kode rahasia Mason. Sebelum tengah malam, Langdon sudah harus berhasil, karena jika dia gagal, Peter Solomon akan dibunuh, dan sebuah rahasia yang konon akan mengguncang Amerika Serikat, bahkan dunia, akan tersebar.
Dalam novel thriller-nya ini, Dan Brown kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam bercerita. Beliau kembali memadukan fakta sejarah dan imajinasi fiksi, sehingga menghadirkan novel yang luar biasa. Topik yang diangkat adalah perkumpulan kaum rahasia Mason, yang kental dengan kontroversinya, agenda-agenda rahasianya, serta simbol-simbolnya yang—jika kita jeli—ternyata ada dimana-mana. Bahkan George Washington, Benjamin Franklin, juga berbagai ilmuwan terkenal di masanya, diduga adalah anggota Mason. Maka semakin menariklah novel ini.
Terlepas dari kontroversi dalam novel ini (meski mungkin nggak seheboh The Da Vinci Code), novel Dan Brown selalu memikat hati para membacanya. Dan meski nggak semencekam Angels and Demons, The Lost Symbol tetap merupakan novel penuh misteri dan ketegangan yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Penggemar cerita-cerita thriller wajib membaca The Lost Symbol. Saya menyesal nggak segera membaca novel ini (saya membelinya bulan Juli 2010 lalu, dan baru membacanya Februari 2011. Great!). Nikmati saja bacaan ini sebagai fiksi, dan kamu akan baik-baik saja.
-11-
Gambar diambil di sini.
Pengarang: Dan Brown
Penerjemah: Ingrid Dwijani Nimpoeno
Penerbit: Bentang Pustaka, 2010
Tebal: 712 hlm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar