Rabu, 16 Februari 2011

Sekilas Tentang Bacaan Di Awal Tahun

Selesai juga membaca The Lost Symbol. Bacaan berat pertama saya di awal tahun ini—berat dalam arti sebenarnya maupun kiasan—setelah sebelumnya hanya membaca buku-buku ringan yang sebagian besar mengocok perut. Saya akan mereview The Lost Symbol nanti, di postingan yang lain. Saat ini saya hanya akan mereviewnya sedikit, bersamaan dengan bacaan saya yang lain di awal 2011. Here it goes

1. My Stupid Boss


Di awal 2011 saya dihibur oleh buku My Stupid Boss ini. Tadinya saya pikir, selain buku-bukunya Raditya Dika, nggak ada lagi buku yang bisa membuat saya ngakak guling-guling. Ternyata saya salah. Ternyata masih ada buku yang bisa bikin saya tertawa terbahak-bahak, Sodara-sodara! Saya sih tahu kalo buku ini lucu (hasil membaca cuplikan kisahnya di cover bagian belakang), tapi saya nggak nyangka buku ini bisa membuat saya lebih dari sekadar tersenyum. :D

Kamu pernah nggak berpikir, kalo kamu adalah pegawai kantoran paling malang sedunia, karena punya boss yang bikin bete? Well, kalo jawaban kamu iya, kamu harus baca buku ini, dan pikirkan kembali, benar nggak sih kamu yang paling malang? Buku ini berisi kisah nyata seorang wanita Indonesia yang bekerja di Malaysia, yang meskipun boss-nya juga sama-sama orang Indonesia, tapi kelakuan si boss ini bener-bener unbelievably nge-bete-in! (Mau contoh? Si Stupid Boss ini menyuruh sang penulis menghitung baut. Great!) Gaya bercerita si penulis yang hiperbolis bin kocak mengajak pembaca untuk menertawakan nasib malang yang menimpanya. Yah… nggak malang-malang amat sih sebenernya, karena si penulis nggak segan-segan ngelawan si boss atau mempertahankan pendapatnya selama dia yakin dirinya benar. Sang penulis menggunakan nama pena Chaos@work, sesuai dengan nama blognya: chaosatwork.com. Nggak pake nama asli, bakalan ribet kalo ketahuan si boss kali ya? Hahaha. Saya terhibur banget membaca buku ini. Dan tiba-tiba merasa beruntung, karena boss saya jauh lebih baik dari boss yang ‘dijelek-jelekkan’ sang penulis di buku ini. (^^)

2. My Stupid Boss 2


Banyak yang bilang buku yang kedua ini nggak selucu buku pertama, karena bahasanya diperhalus. Memang sih, umpatan-umpatan sang penulis yang ditujukan buat si boss di buku pertama lumayan sadis (namun tetap mengundang tawa). Tapi saya pribadi berpendapat buku kedua ini justru lebih lucu. Meski bahasanya dibuat lebih sopan, tapi nggak mengurangi efek lucu yang diciptakan sang penulis. Secara keseluruhan buku ini nggak jauh berbeda dengan buku yang pertama. Isi buku ini masih seputar curhatan si penulis tetang kantor, si boss, para pekerja, yang semuanya diramu sedemikian rupa, sehingga menghasilkan buku nonfiksi paling lucu yang pernah ada.

3. Komik Kambing Jantan 2


Jujur, saya kecewa. Entah mengapa rasanya kok komik ini lebih ‘ancur’ dari komik pertama. Ancur dalam artian jelek, bukan lucu. Dari segi gambar, kayaknya nggak rapih gitu, kesannya dibuat terburu-buru (eah, sotoy dah gue). Sedangkan ceritanya sendiri? Well, beberapa memang ada yang lucu, tapi kebanyakan cenderung dipaksakan sehingga nggak masuk akal. Kecewa berat saya. Mana harganya mahal lagi! Komik Naruto aja yang kualitasnya luar biasa itu harganya nggak mahal-mahal amat. Bagi yang ingin baca, saya sarankan pinjam saja buku ini dari teman, jangan beli. Rugi. Kecuali kalo kamu emang fans butanya Raditya Dika.

(Oh my God, apa yang terjadi dengan kalimat “nimatin-aja-bacaan-lo”nya Langit? Abaikan... Abaikan…)

4. Bule Juga Manusia


Nah, ini lucu! Richard Miles, sang penulis, adalah teman Raditya Dika. Pertama kali saya mengenal bule ngehe ini saat mengikuti perkembangan film Kambing Jantan yang infonya diupdate terus oleh Raditya Dika lewat blognya, dan bule ini ternyata salah satu figuran di film tersebut. Saya suka membaca blognya si Richard Miles (inget, Miles, bukan Mules) yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Sebagai seorang bule (dari Ostrali), penguasaan bahasa Indonesia gaulnya top banget. Fasih banget dia ber-elo-gue. Dan lagi, bule ini kocak. Tepatnya sih, gila! Sebelas-dua belaslah sama Raditya Dika. Buku ini sendiri berkisah tentang pengalaman-pengalaman seru (baca: tragis, apes, kocak, ngehe) si Bule Ostrali selama berada di Indonesia. Kita bisa melihat negara kita dari sudut pandang si Bule. Saya agak tersentuh, karena beliau mengaku cinta banget sama Indonesia. Eniwei, ceritanya nggak melulu tentang pengalaman si Bule selama di Indonesia kok. Si Bule juga curhat-curhat tentang cinta pertamanya, tentang bagaimana repotnya mengantar pulang sang pacar saat dianya kebelet boker, bahkan, bule ini ngasih tips seputar ngedate (yang tentu saja, ditulis dengan gaya yang kocak). Seru abis! Si Bule penyuka grup band Shelia On 7 ini punya gaya menulis yang asyik untuk diikuti alias nggak ngebosenin. Pertanyaan saya satu aja buat si Bule: SERIUS LO DIGODAIN OM-OM HOMO DI GEDUNG DPR??? *gegulingan*

5. Coklat Stroberi


Alasan saya utama saya membaca (oke, membeli) buku ini semata-mata karena penulisnya adalah CHRISTIAN SIMAMORA. Sudah nonton sih filmnya, bertahun-tahun yang lalu. Tapi karena saya bertekad ingin mengoleksi semua bukunya Bang Chris, jadilah saya beli buku ini lewat toko buku online (bersamaan dengan Bule Juga Manusia dan Kambing Jantan 2, sama satu lagi bukunya Bang Chris tapi belum saya baca, judulnya Macarin Anjing).

Di luar dugaan, ternyata buku ini nggak kalah lucu dibanding filmnya. Lebih lucu malah. Saya suka gaya bercerita di buku ini yang oh-so-Christian Simamora-banget. Gaya bercerita Bang Chris emang khas. Inilah mengapa saya menyukai semua buku-bukunya. Memang sih, jika dibandingkan dengan Shit Happens atau Pillow Talk, buku Coklat Stroberi ini kurang begitu ‘menggigit’, tapi tetap asik kok untuk dibaca. Novel ini lebih menarik jika dibandingin sama novel-novel based on movie script lainnya menurut saya.

6. Ngeblog Dengan Hati


Duh, sebagai blogger, saya merasa hina karena telat membaca buku ini… hiks… (lebaaay). Buat para calon blogger, buku ini sangat wajib dimiliki, karena mengupas banyak hal terkait kegiatan mengasyikkan di dunia maya, yaitu ngeblog. Tapi buku ini juga nggak melulu buat nubie kok. Blogger senior yang sudah pasti kenal dengan Ndoro Kakung, sang penulis buku ini yang juga blogger terkenal, wajib membaca dan mengoleksi buku ini. Banyak ilmu yang bisa diserap untuk bekal kita, para blogger, dalam meramaikan ranah blog Indonesia.

7. The Lost Symbol


Naaaah… Ini dia. Setelah berkutat selama dua minggu membaca di sela-sela jam kerja, makan siang, dan sebelum tidur, akhirnya selesai juga saya ‘menyantap’ buku ini. Tebalnya itu loh, membuat beberapa teman yang melihat saya menentengnya mengira saya orang pintar, karena bacaan saya yang berat. Kenyataannya nggak begitu, kawan... Gue bawa-bawa buku ini buat keren-kerenan aja kok. Hahaha.

Meski nggak sampai mengundang kehebohan maha dahsyat (lebay lagi, ampun) seperti The Da Vinci Code, Dan Brown, harus diakui, adalah penulis jenius. Dia mampu meramu fakta-fakta sejarah dalam daya imajinasi yang luar biasa, sehingga menghadirkan novel thriller yang membuat penulis manapun merasa iri. Tak hanya itu. Dan Brown membuat pembaca bingung membedakan antara fakta dan fiksi. Dua jempol buat Dan Brown! Masih kurang? Nih, saya tambahin lagi nih dua jempol… jempol kaki! Hehe.

***

So far, itulah buku-buku yang saya baca di awal tahun. Saat ini, saya sedang menikmati novel Indonesia berjudul Writer vs Editor. Nanti deh saya review kalo udah kelar. Tapi sebelum itu, saya harus mereview The Lost Symbol dulu. :)


@vaan, Februari, 2011

Tidak ada komentar: